Senin, 03 April 2017

SITUS KOTA CHINA, MEDAN MARELAN

Tak jauh dari Danau Siombak, bila kita ingin bereksplorasi tentang kekayaan wisata Kota Medan akan dapat menjumpai Situs Sejarah yang populer disebut dengan Situs Kota China.
Situs yang terletak di Kelurahan Paya Pasir Medan Marelan Kota Medan merupakan peninggalan sejarah dan perkembangan kota Medan. Sangat disayangkan akses ke situs sejarah ini jalan yang dilalui sangat kecil, yang hanya bisa dilalui oleh betor ( becak bermotor ) dan sepeda motor. Mobil apalagi bus tidak dapat lalu dari jalan atau akses menuju museum, harus berhenti di Jalan Nippon, Paya Pasir Medan Marelan. Situs ini sebenarnya masih meninggalkan banyak misteri peninggalan sejarah, namun sangat disayangkan karena lokasi di sekitar situs telah dihuni masyarakat dan rumah - rumah penduduk yang padat sehingga emnyulitkanb untuk menggali dan menemukan benda - benda sejarah peninggalan kejayaan masa dahulu Kota China.
Peralatan makan yang ditemukan di sekitar Situs Kota China
 Situs Kota China sebenarnya telah diketahui sejak tahun 1970-an, namun jejak sejarahnya mulai terkuak sejak ditemukan sebuah arca kuno tepatnya saat adanya penggalian tanah menggunakan alat berat untuk penimbunan pembangunan jalan Tol Belmera ( Tol Belawan - Medan - Tanjung Morawa ) pada tahun 1986.
Tembikar yang tidak utuh lagi ditemukan di sekitar Situs Kota China








Berdasarkan informasi dan penelitian para sejarahwan, dari abad ke 12 sampai 14, Kota China adalah pelabuhan niaga international dimana berlabuh kapal yang berasal antara lain dari Persia, Hindia dan Tiongkok. Di Kota China ditemukan keramik dari Persia dan Tiongkok, uang keping dari Sri Lanka dan Tiongkok dan patung Buddha dari Hindia
Serpihan tulang hewan dan peralatan dapur/masak





Namun saat aku berkunjung ke Situs Kota China aku mendapatkan informasi dari pengelola museum bahwa sebenarnya Situs Kota China sebenarnya adalah penyebutan yang salah karena di sini sebenarnya tidak pernah dihuni oleh kaum atau puak China namun dihuni oleh puak India. Hal ini terlihat dari peninggalan dan temuan yang ditemukan sepertinya peninggalan - peninggalan yang sangat kental dengan elemen agama Hindu seperti Arca Dewi Laksmi dan Arca Dewa Wishnu. Terlepas dari mana dan siapa yang benar perlu adanya kajian dan penelitian yang lebih lanjut untuk menyusuri kebenaran sejarah yang merupakan sesuatu yang sangat berarti untuk mengetahu peradapan dan budaya serta kehidupan yang telah berlangsung di masa lampau 

Keramik Dinasti Ming/Ching yang ditemukan di Situs Kota China
 Di sebut Situs Kota China menurutku karena pada awal penelitian dan penggalian yang ditemukan adalah benda - benda yang berasal dari Dinasti Ming atau Dinasti Ching yang saat itu berkuasa di China dan disini sangat banyak ditemukan peralatan - peralatan rumah tangga yang didominasi dari China sehingga bisa jadi kesimpulan awal diambil bahwa daerah ini merupakan kawasan Kota China
Tembikar untuk tempat air minum yang sudah tidak utuh lagi





Terkuburnya jejak sejarah Kota China yang sampai saat ini belum habis tergali adalah merupakan daerah atau kerajaan yang makmur dan terdapat pelabuhan laut serta bandar internasional yang dihuni oleh para imigran asal China. Pada umumnya Bangsa China datang dengan latar belakang keinginan untuk mencari peruntungan hidup dan memperbaiki nasib agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari tempat asalnya dengan melakukan kegiatan perdagangan.
Dan jika kita melihat etnic Tionghoa memang mendiami kawasan Medan Marelan sampai di pelosok dan pinggiran dengan menjalankan kegiatan bertani sayur dan beternak unggas ( bebek, ayam ). Disini banyak kita jumpai penduduk etnis Tionghoa yang berbaur dengan penduduk setempat.

Batu pilar gapura Kota China
Menurut penelitian sejarahwan di bandar tertua, diperkirakan pada Dinasti Song, Kota China yang berada di sebelah utara Kota Medan ini mengalami masa kejayaan. Kawasan daratan dan pantai dihuni imigran asal Tiongkok dengan pelabuhan rakyat serta jalur perdagangan tersibuk. Transaksi perdagangan seperti tembikar, guci, keramik, rempah - rempah dan termasuk area berlanggam Chola dari India Selatan di perjual belikan.

Tidak hanya perdagangan, tapi di bandar tertua di Kota Medan ini juga berlangsung aktifitas budaya dan keagamaan. Bukti dari sejarah pelabuhan ini diketahui, setelah adanya penemuan kayu rangka  dari bangkai kapal. Untuk penemuan kayu sisa dari rangka kapal ditemukan di sebelah utara. Di tempat ini diyakini sebagai lokasi pelabuhan laut pada masa itu.

Di Situs Kota China ini juga ditemukan fosil kayu yang berusia ratusan tahun.

Fosil kayu kapal yang ditemukan di Situs Kota China

Kemajuan perdagangan di Bandar Kota China mendadak berhenti, setelah kota dilanda musibah alam. Kawasan pelabuhan laut yang berkembang pesat, terkubur menjadi daratan. Dari cerita legenda yang berkembang di masyarakat hilangnya Kota China dikarenakan menerima kutukan dan diserang oleh pasukan kepah/kerang. Sedangkan sebagian lain beranggapan kota tempat imigran Tiongkok itu hilang setelah terkena bencana alam tsunami.

Namun berdasarkan cerita - cerita musnahnya peradapan di Situs Kota China akaibat mendapat serangan dari Kerajaan Aru yang terletak di Hamparan Perak. Masih diperlukan kajian dan penelitian akan keberadaan dan sebab - sebab kehancuran Bandar Kota China.

Sekitar 5 ( lima ) abad kemudian sekitar abad 17 - 18 setelah Bandar Kota China terjadi pendangkalan, pelbuhan baru lalu berdiri di kawasan Bandar Labuhan Deli atau saat ini berada di wilayah Kelurahan Pekan Labuhan yang berjarak 3 kilometer dari lokasi situs Kota China. Sejarah Bandar Labuhan Deli dibangun pada tahun 1814. setelah Raja Deli II Tuanku Panglima Pasutan memindahkan Pusat Pemerintahan Kesultanan Deli dari Deli Tua ke Labuhan Deli.
Sisa - saia kejayaan Kesultanan Deli masih berdiri kokoh di Pekan Labuhan dengan masih berfungsinya bangunan Mesjid Al Osmani dan disini juga masih dapat kita lihat Pekong lama di Pekan Labuhan dan pertokoan lama.

Arca Buddha yang masih utuh yang ditemukan di Situs Kota China


Arca Dewi Laksmi yang tidak utuh
Note : di samping adalah arca Dewi Laksmi yang tidak utuh, diduga dipenggal pada saat terjadi penyerangan  ke Kota China.
Dewi Laksmi adalah Dewi yang dipercayai oleh penganut HIndu.
Arca Dewa Wishnu yang tidak utuh lagi


Note : Arca Dwa Wishnu, salah satu Dewa yang dipuja oleh penganut Hindu, sehingga di duga bahwa kawasan Kota China dihuni oleh masyarakat India, bukan masyarakat China.





Stupa yang ditemukan di Situs Kota China
Mengunjungi Situs Kota China masih banyak misteri sejarah yang belum terpecahkan dan dibutuhkan keseriusan dan keperdulian Pemerintah kepada sejarahwan untuk menggali dan meneliti akan keberadaan sejarah dan kehidupan di masa lampau.

Berkunjung ke Situs Kota China hanya dikenakan biaya Rp. 5.000,- ( lima ribu rupiah ) per orang baik untuk dewasa maupun untuk anak - anak.

Tempat yang tidak jauh dan akses yang mudah dijangkau sangat disarankan kepada orang tua untuk mengajak buah hatinya berkunjung untuk dapat mengetahui sejarah berharga akan perkembangan dan sejarah Kota Medan dari masa ke masa.

Arca Dewi Kwan Im di Situs Kota China
Aku berulang kali berkunjung ke Situs Kota China bersama dengan buah hatiku, karena walaupun dia masih kecil namun memiliki ketertarikan akan benda - benda kuno dan bersejarah.
Juniorku & Uncle Dedi di Museum Situs Kota China

Ayo....mari mengunjungi Situs Kota China, salah satu peradaban kehidupan yang ditemukan dan merupakan sisa - sisa kebesaran Kota Medan di masa lampau.
Gentong Air di Situs Kota China

Fosil kerang -kerangan yang ditemukan di Situs Kota China

Guci yang ditemukan di Situs Kota China



Di Situs Kota China juga ditemukan Batu Nisan dan makam yang jika dilihat dari kondisinya merupakan nisan seseorang yang telah penganut agama Islam. Hal ini masih memerlukan penelitian yang lebih dalam akan beradaban kehidupan dan agama yang dianut oleh masyarakat di Situs Kota China.
Nisan yang ditemukan di sekitar Situs Kota China yang mengundung unsur budaya Islam
Semoga Pemerintah Kota Medan menaruh keperdulian akan keberadaan sejarah yang merupakan cijkal bakal terwujudnya Kota Medan seperti sekarang ini. Dan selalu perduli akan sejarah serta melestarikan benda - benda peninggalan sejarah, jangan sampai hilang, musnah atau berpindah ke tangan orang lain atau ke negera lain.
AYO KE MUSEUM.............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar