Kamis, 02 Agustus 2018

MARELAN PAGI INI


Tanah masih basah, hujan yang mengguyur malam tadi menyisakan kebasahan di sini. Udara segar kuhirup dalam - dalam, sisa - sisa debu terhapus dengan guyuran rinai hujan yang cukup lebat malam tadi. Sepanjang jalan masih belum berdenyut, masih gelap. Namun aku melihat langit cerah bertanda akan cerah hari ini. Entahlah.... beberapa bulan ini cuaca benar benar anomali dan sulit diprediksi.
Kadang langit yang membiru tiba - tiba kelabu dan guyuran hujan yang hebat membasahi tanah ini.

Marelan.

pagi masih sunyi
Kutelusuri sepanjang jalan pagi itu. Menyusuri pagi yang masih gelap dan sunyi. Beberapa mobil dan kendaraan roda dua mulai lalu lalang, tapi belum seramai dan seriuh jika sang mentari mulai menampakkan sinarnya.

Jalanan basah dan bau tanah menemani kayuh langkahku. Kucoba menikmati pagi ini dalam ruang langkah dan kakiku. Perlahan, kehidupan mulai berdenyut, dan sang mentari mulai menampakkan semburat jingganya di ufuk timur. Pagi mulai menjelang..........

dan sisa sisa hujan semalam
Basah, menyertai hari ini namun denyut kehidupan tetap melaju. Mengabaikan tanah basah dan dinginnya pagi. Pedagang sudah ramai sejak dini hari. Denyut perekonomian mulai berdetak di pasar, tepatnya di Pasar V Marelan. Suara pedagang mulai ramai memecah kebisuan pagi. Aku tetap mengayuh langkahku dalam diam, dalam sendiri menikmati tanah basah dan pagi yang cerah.

Sorotan cahaya kendaraan bermotor masih berpendar memecah kegelapan pagi, suara burung pun masih berkicau. Namun Marelan mulai menyembulkan wajah dan geliatnya pagi ini. Wajah wajah ceria yang menyongsong rezeki. Tuhan mudahkan langkah kami dalam menjemput rezeki-MU pagi ini. 

Hari masih pagi lagi dan Marelan pun mulai berseri di tengah tanah basah sisa hujan tadi.

Selamat pagi, sapa Marelan di keremangan dan semburat jingga pagi.

jalanan masih lenggang