Rabu, 24 Februari 2021

"MATAHARI" ERROS DJAROT INTERPRETASI DI TENGAH PANDEMI

 Mendengarkan lagu - lagu di Album "BADAI PASTI BERLALU"  yang keseluruhannya bagus dan indah aku terkesima dengan single 'MATAHARI" karya ERROS DJAROT.

Berikut liriknya 


Musim berlalu resah menanti

Matahari pagi bersinar gelisah 

Kini semua bukan milikku

Musim itu telah berlalu

Matahari segera berganti

 

Dimana kau timbun daun yang layu

Makin gelisah aku menanti matahari

Dalam rindang kabut pagi

Sampai kapankah aku harus menanti

 

Awan yang hitam tenggelam dalam dekapan

Daun yang layu berguguran di pangkuan

Kapan badai pasti berlalu

Resah aku menunggu

Kapan badai pasti berlalu

Badai pasti berlalu

Sumber foto : Google
 

 Aku merasakan lagu ini yang merupakan karya Mas Erros Djarot sangat mewakili kondisi saat ini dimana dunia semua lagi dihantam badai pandemi COVID 19. Dan berikut interpretasiku terhadap bait - bait syair di lagu MATAHARI ( Mohon maaf jika interpretasinya jauh dari dari kata "benar" )

Matahari adalah sebuah harapan yang dinanti - nanti, dalam ketidak pastian  dan penuh kecemasan. "Musim berlalu resah menanti" menggambarkan bagaimana musim telah berlalu namun kita masih diliputi keresahan dan penantian yang belum berujung kapan badai ini segera berakhir. Sudah lebih setahun pandemi ini namun belum menunjukkan tanda tanda grafik penurunan.

Matahari pagi bersinar gelisah, bagaimana harapan itu belum muncul hingga saat ini. Pasien yang terus bertambah dan korban yang terus berjatuhan setiap hari. Setiap hari kita melihat berita pertambahan pasien yang terpapar dan berubahnya kebiasaan hidup demi mencegahnya terpapar virus tersebut namaun rasa cemas tak juga hilang.

Ketika takdir Allah  hadir, kita tidak ada apa - apanya dan tak bisa apa apa "kini semua bukan milikku, musim itu telah berlalu". Hanya pasrah pada Sang Khalik semoga " musim itu telah berlalu, matahari segera berganti". Harapan, harapan serta doa terus kita panjatkan semoga badai pasti berlalu

Berharap ada secercah harapan dengan ditemukan vaksin "Dimana kau timbun daun yang layu, makin gelisah aku menanti matahari, dalam rindang embun pagi, sampai kapankah aku harus menanti". Kita berharap adanya   vaksin untuk menangkal penyebaran virus covid, namun masih banyak menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat akan keefektifan vaksin tersebut.


Awan yang hitam tenggelam dalam dekapan

Daun yang layu berguguran di pangkuan

Bagiku lirik ini mewakili  kondisi kita saat ini, dalam kepanikan dan ketakutan dan ketidak pastian. Setiap hari mendengar jumlah pasien yang positif bertambah, bahkan meninggal dunia. Entah itu sahabat, rekan kerja, handai tolan dan kerabat dan entah siapa lagi di belahan bumi lain. Kapan badai pasti berlalu, resah aku menunggu, kapan badai pasti berlalu. Badai pasti berlalu.  Inilah pertanyaan dan harapan yang selalu menggayut dalam pikiran dan hati kita semoga badai ini segera berlalu dan kita dapat menikmati kembali dunia dengan perasaan tenang dan normal sebelum pandemi covid ini melanda. Entahlah..................Mari kita berserah diri kepada Sang Maha Kuasa pemilik alam semesta dan segala isinya dan tak henti - hentinya memohon dan memanjatkan doa agar badai ini segera berlalu.

Marilah kita berpikir positif dan bertindak positif agar dapat menekan laju penyebaran dan pengembangan virus covid 19. Semangat dan teruslah berdoa