Kamis, 15 April 2021

MENYUSURI BANGUNAN SISA KOLONIAL DI KOTA MEDAN ( PART I )

Medan sebenarnya masih menyisakan bangunan - bangunan bersejarah peninggalan para kolonial Belanda. Ya, Sumatera  terkhusus Sumatera Utara atau dulu dikenal Sumatera Timur merupakan pusat produksi perkebunan yang menghasilkan aneka produksi perkebunan yang sangat dibutuhkan di Eropah dan belahan dunia pada masa itu. Sehingga sangat wajar jika khususnya di Medan dibangun infrastruktur yang untuk mendukung pengiriman dan perdagangan untuk masa itu.

Dari kawasan Deli Serdang terbentang perkebunan tembakau dan tebu. Juga karet dan kelapa sawit. Dari kawasan Simalungun terbentang perkebunan teh dan kopi. Belum lagi hasil rempah rempah seperti cengkeh, lada, kelapa dan lain - lainnya yang sangat dibutuhkan. Jadi wajar jika Sumatera Utara menjadi kawasan primadona sebagai penghasil produksi perkebunan dan menjadi pusat perdagangan pada masa itu .

Okelah mari kita mulai menyusuri bangunan - bangunan bersejarah yang masih tersisa di kota Medan. Walau ada beberapa yang tidak akan saya tulis karena belum sempat saya dokumentasikan walaupun sering dilalui. Kadang - kadang memang begitulah. Kita sering abai dengan kota kita sendiri. Saat kita jauh baru merindu dan memanggil manggil untuk mendokumentasikan atau setidaknya untuk sekedar berselfi di kawasan bangunan bersejarah peninggalan kolonial tersebut.



Foto : Kantor Pos Medan pada tahun 2016

Kawasan bangunan bersejarah di Medan tersebar dari Jalan Bridjend Katamso, Kawasan Kesawan, Jalan H.M Yamin dan juga di Jalan Sisingamangaraja di Medan. Beberapa bangunan masih berfungsi dengan baik dan digunakan namun ada juga yang terbengkalai. Namun sekarang dengan adanya Walikota yang baru sepertinya kawasan Kesawan yang merupakan kawasan bangunan tua mulai dikelola dengan tema " Kesawan Kitchen of Asia" dengan memfungsikan bangunan - bangunan tua dan tetap mempertahankan konsep bangunan sesuai dengan desain awal terdahulu. Semoga harapan dan kerja Walikota terpilih segera terwujud dan mari kita sama - sama mendukung agar Medan menjadi kota yang bermartabat dan berbudaya 

Oke, mari kita mulai menyusuri beberapa bangunan bersejarah yang masih utuh di kota Medan

1. KANTOR POS MEDAN

Kantor pos ini berada persis di sebelah Lapangan Merdeka Kota Medan dan di depan Hotel Inna Dharma Deli ( nanti juga akan saya tulis tentang hotel ini ) atau yang menjadi titik Nol Kota Medan. Gedung yang megah ini masih berfungsi sebagai Kantor Pos hingga saat ini.

Gedung ini dibangun pada tahun 1909 - 1911 oleh arsitek bernama SNUYF. Bangunan ini tetap mempertahankan fungsinya hingga sampai saat ini. Desain yang disesuaikan dengan iklim tropis di Medan dengan bangunan pilar pilar yang tinggi yang ventilasi cukup banyak agar memberikan hawa dingin di tengah kota Medan yang cukup panas. Pada saat itu belum didapat teknologi kipas angin dan pendingin ruang ( Air Condition ) sehingga langit langit cukup tinggi dan atap terbuat dari genteng agar tidak menyerap panas dan dapat mnemberikan kenyamanan kepada orang - orang yang bekerja di kantor pos ini.






 

Di depan pintu utama Kantor Pos ini masih terdapat air mancur walaupun kadang - kadang air mancurnya tidak difungsikan. Menurut sejarahnya air mancur ini pembangunannya didedikasikan kepada salah seorang pioner yang membangun Kota Medan yaitu Jacob Nienhuys. Kantor Pos ini letaknya tepat di jantung Kota Medan atau sekarang kita kenal dengan istilah titik nol Kota Medan. Bangunan yang didominasi dengan warna putih dan kombinasi warna orange yang merupakan simbol warna Kantor Pos Indonesia. 

Bila kita melihat bangunan ini di depan pintu utama gedung terdapat tulisan ANNO 1911 merupakan gambaran bahwa bangunan ini dibangun selesai pada tahun 1911. Jadi kalau kita hitung umur bangunan ini sekarang sudah 110 tahun. Cukup tua juga ya.

Bangunan ini menjadi saksi sejarah dan perjalanan hidup masyarakat Kota Medan. Fungsi Kantor Pos yang tidak hanya mengantar dan mengirimkan surat saja. Seiring kemajuan zaman sekarang Kantor Pos ini tidak hanya melayani dokumen surat menyurat saja. Namun juga melayani pengiriman paket dari dalam dan luar negeri. Aku juga sering menggunakan jasa PT. POS INDONESIA untuk beberapa kali mengirimkan paket kepada kenalanku di negeri seberang.

Pada masa tahun 1980an - awal 2000-an di depan kantor pos ini banyak  menjual benda - benda pos yang dilakukan oleh orang - orang awan yang mencari rezeki dari berjualan benda - benda pos seperti Kertas Segel dimana pada masa itu semua perjanjian dan surat jual beli harus ditulis atau diketik di atas kertas segel. Seiring berkembangan zaman kertas segel kini sudah tidak dicetak lagi dan ini tentunya berimbas kepada pedagang - pedagang kaki lima di sekitar Kantor Pos karena mereka sudah tidak bisa menjajakan benda - benda pos lagi. Kasihan juga nasibnya.

Aku masih ingat betul, setiap untuk pendaftaran dalam Penerimaan Pegawai Negeri Sipil, lamaran pekerjaan harus ditulis di atas kertas segel atau kertas bermaterai cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat itu. Namun sekarang tidak menggunakan kertas segel lagi dan dulu di sekitar Kantor Pos ini juga tersedia jasa untuk penulisan lamaran kerja. Mereka - mereka yang mempunyai tulisan yang bagus menawarkan jasa kepada kandidat - kandidat yang akan melamar pekerjaan.

Zaman telah berubah, lamaran kerja dan segala aktifitas manusia sekarang dilakukan melalui online dan internet dan budaya juga kini berubah. Tak ada lagi moment menunggu Pak Pos datang membawakan surat dari kekasih, handai tolan, kerabat. Tergantikan dengan email dan Pesan Whatsap, Telegram ( bukan telegram pada masa tahun 1990an dimana untuk berkirim pesan harus berhitung agar beban biaya tidak terlalu tinggi, ratel yang kita kenal pada masa itu ).

Kini Kantor Pos lebih banyak melayani pengiriman paket barang. Tak ada lagi antrian panjang saat orang mengantri untuk pencairan wessel pos ( semua sekarang sudah bisa tranfer online dan M-Banking ). Tak ada lagi menyaksikan masyarakat usia emas yang berbondong - bondong dan bercengkerema menunggu dan mengambil uang pensiun setiap tanggal 5 ( lima ) setiap bulannya.

Tak ada lagi aktifitas yang super sibuk pegawai pos untuk menyortir dan mengirimkan kartu - kartu ucapan Lebaran, Natal dan Tahun Baru. Aku masih mengingat dengan jelas saat - saat seperti sekarang ini pada bulan Ramadhan, pergi berbondong - bondong memilih kartu lebaran untuk dikirimkan kepada sahabat, kerabat dan handai tolan dan selanjutnya segera mengirimkan ke kantor pos agar sampai sebelum Lebaran tiba. Akh.....masa kini telah berubah dan budaya pun mengikutinya..

Ya, semua fase hidup akan terus berubah namun harapanku semoga gedung ini tidak akan berubah bentuk walau budaya dan tradisi telah berubah seiring perkembangan zaman yang berlalu.