Kamis, 26 Juli 2018

BALI ( PART III ) : MENYAKSIKAN SAMUDRA HINDIA DAN SUNSET DARI PURA ULUWATU

Hari Kedua selepas dari Dream Land Beach rombongan kami selanjutnya menuju ke Pura Uluwatu. Pura ini biasa disebut dengan Pura Luhur Uluwatu terletak di Desa Pecatu Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Pura ini berada dianjungan karang dan batu cadas dan menjorok ke laut. Dari Pura Uluwatu kita dapat melihat biru dan indahnya Samudra Hindia.

melihat Samudra Hindia dari Pura Luhur Uluwatu
Pura yang menjorok ke laut dipercaya oleh penganut Hindu sebagai penyangga dari 9 mata angin yang disebut dengan Pura Sad Kayangan. Banyak Pura - Pura kecil di sekitar lokasi PuraUluwatu. Dan jika berkunjung ke Pura ini maka para pengunjung wajib mengenakan kain penutup kaki, bagi yang tidak membawa maka akan diberikan oleh para Pendeta atau di depan pintu masuk menuju kawasan pura ini dengan cara menyewa. Kebetulan rombongan kami sebelum menjelajah Pulau Dewata pada saat sampai di Bali  langsung diberi kain dan penutup kepala atau udeng atau semacam blangkon untuk para kaum pria.

perpaduan alam yang indah
Kawasan pura ini terletak pada ketinggian 97 di atas permukaan laut, dari pura ini ini kita dapat menyaksikan indahnya laut yang membiru dan melalui jalan - jalan yang berundak namun tak sampai menguras stamina. Di sekitar kawasan Pura Uluwatu banyak terdapat monyet - monyet, jadi disarankan untuk tidak mengenakan asesoris yang mengundang perhatian monyet - monyet di sekitar pura, karena meonyetnya terkenal usil.

Ada kejadian unik saat aku berkunjung di Pura Uluwatu saat itu. Ada seorang pengunjung wanita Tionghoa yang sedang istirahat, duduk di atas bangku. Sambil mengasoh dia mengongkang ongkangkan kakinya. Ternyata datang serombongan monyet dan mengambil sandal sang wanita tersebut dan melemparkan sandal sang wanita tersebut ke semak - semak. Akhirnya sang wanita tersebut pulang hanya ditemani sebuah sandal yang tersisa bukan sepasang sandal lagi.

Di salah satu pura pesanakan

Di kawasan Pura Uluwatu bila sore menjelang di tempat pertunjukan akan ada Sendra tari Ramayana dan tari kecak. Pada saat kunjungan kami memang ada pertunjukan tersebut. Aku tidak ikut menyaksikan tari kecak dan sendra tari Ramayana yang menceritakan lakon Dewi Shinta diculik oleh Rahwana, aku menyaksikan matahari tenggelam menuju peraduan saat itu.

Senja yang menjelang dan mentari yang berajak pulang menambah keindahan suasana di Pura Uluwatu. Deburan ombak di laut yang membiru serta langit cerah benar - benar perpaduan yang indah untuk menyaksikan indahnya ciptaan SANG MAHA KUASA.

Prasasti Pura Luhur Uluwatu
 
Yang aku sayangkan pada saat kunjunganku disana  di sekitar Pura ini tidak terdapat mushollah jadi susah bagi yang muslim untuk melaksanakan sholat yang menjadi kewajiban. 
Pada saat itu aku sholat di sekitar lapangan parkir kendaraan kami, karena aku sudah bertanya kepada yang menjaga kamar mandi memang belum terdapat mushollah atau tempat ibadah sholat. Semoga pada saat ini fasiltas tersebut telah ada.

Salah satu pura di Pura Luhur Uluwatu

dengan anak salah seorang rombongan dari Batam
Perlahan mentari makin tenggelam menuju peraduan, warna jingga makin jekas kulihat dan aku menyaksikan bukan sendir saja, banyak wisatawan manca negara menyaksikan indahnya mentari tenggelam di peraduan dengan penuh suka cita.
Kami meinggalkan Pura Uluwatu sekitar pukul 20.00 WITA, hari sudah gelap dan berajak malam. Dan haripun gelap mengiring kepulangan kami menuju hotel tempat kami berpadu dengan sang malam. 

hutan hutan kecil di sekitar Pura Uluwatu

halaman depan sebelum masuk ke kawasan Pura Luhur Uluwatu
tempat pertunjukan Sendratari Ramayana dan tari kecak dari kejauhan
di salah satu pura
sore menjelang di Pura Uluwatu 












siluet

dan hari berajak gelap

menuju peraduan

menjelang malam

malam menjelang
Dan mentari pun lelap ke peraduan malam, disaksikan kebisuan dan deburan ombak di laut Samudra Hindia. Selamat malam Pulau Dewata........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar