Hari kedua di Bali, tujuan kami hari ini adalah ke Garuda Wisnu Kencana dan ke Dream Land Beach. Pagi aku sudah bersiap - siap sarapan di restoran hotel. Bayak menu sarapan disajikan dari menu Indonesia sampai western food. Aku menikmati nasi goreng dan secangkir teh saja ditemani beberapa potong buah. Jadwal ke GWK sekitar jam 11.00 WITA, sementara aku sudah selesai sarapan pukul 08.00 WITA. Sambil menunggu waktu aku menghabiskan untuk jalan - jalan di sekitar Pantai Kuta dan Legian.
Pagi yang cerah di kawasan Pantai Kuta |
Hari ini keadaan benar - benar bersahabat. Pagi yang cerah aku menyusur Pantai Kuta ditemani Acek dari P. Siantar. Menikmati pantai dan birunya laut. Ombak bergulung, pantai masih sepi hanya beberapa gelintir orang saja. Deburan ombak menyapu pasir putih Pantai Kuta. Aku menyaksikan perpaduan langit biru, laut biru dan pasir putih. Ombak bergulung menghembas ke pantai. Indah sekali anugrah Yang Maha Kuasa.
Aku tidak menyebur menikmati indahnya perpaduan antara birunya langit dan birunya laut. Aku kurang menyukai berbasah - basah di tepian pantai. Hanya menikmati keindahan laut dan birunya langit di Pantai Kuta. Indah memang, tak salah jika banyak seniman mengekspresikan hasil karya seni lewat petikan gitar dan syair melalui lagu atau lukisan tentang indahnya Pantai Kuta.
suasana di Kuta dan di depan Monumen Bom Bali pagi itu |
Menyusuri sekitar Pantai Kuta tak terasa aku dan Acek itu sampai juga ke Monumen Bom Bali. Aku melihat tulisan nama - nama yang menjadi korban keganasan ledakan bom Bali. Sungguh miris, Islam tidak pernah mengajarkan kebencian, Islam mengajarkan kasih sayang dan Islam adalah agama yang menjadi rahmad bagi seluruh alam.
Pagi itu aku menyaksikan monumen di perempatan jalan Kuta dan Legian yang menjadi saksi bisu atas kejadian tindakan teror di Pulau Dewata.
Monumen ledakan Bom Bali |
Melihat nama - nama korban dan negara asal, ada rasa gundah di hati dan sedih, korban yang meregang nyawa, semoga di terima di sisi-NYA.
Perjalanan aku lanjutkan, menikmati kawasan pertokoan di sekitar Legian, masih pagi, aktifitas belum terlalu ramai. Di sekitar toko - toko kawasan Legian pun belum banyak yang buka. Aku menyusuri jalanan, menikmati Bali yang belum terlalu ramai, sesekali mendengar suara - suara pedagang yang menawarkan dagangannya. Cuaca benar - benar bersahabat.
Di pantai sekitar Legian, aku menyaksikan pedagang yang menjajakan dagangan ukiran kayu dengan bentuk Mr. Dick dari ukuran mini sampai yang BIG SIZE. Dipajang diatas kain. Selain itu di kawasan pantai sudah mulai ramai pedagang keliling dan para pemijat yang menawarkan jasa pijatan bagi yang berkenan. Pedagang yang ramah dan juga penjaga pantai yang selalu menyunggingkan senyuman.
Pantai di sekitar Legian ( Legian Beach ) |
Puas menyusuri kawasan Legian, aku berencana kembali ke Hotel karena tour guide kami menyampaikan jam 11.00 WITA sudah harus kembali ke hotel untuk melanjutkan perjalanan ke GWK. Aku, Acek dan rombongan dari Medan sepakat untuk menyewa van, karena kami rasa terlalu jauh kalau kami kembali dengan berjalan kaki. Akhirnya sepakat dengan van yang kami sewa dengan harga Rp. 200.000,- ( dua ratus ribu rupiah ) dari Legian ke Ramada Bintang Beach Hotel. Mahal memang, karena di Bali tidak ada angkutan kota seperti halnya di Medan. Kami sharing sekitar 8 orang, jadi masing - masing individu bayar Rp. 25.000,-.
Jam 11.30 WITA tour guide mengarahkan kami ke bus rombongan masing - masing untuk menuju ke Garuda Wisnu Kencana. Di dalam bus kami penuh dengan gelak tawa, di pandu dengan pemandu yang ramah. Sekitar jam 12.30 WITA kami sampai di parkiran kawasan Garuda Wisnu Kencana.
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana terletak di bagian selatan Bali tepatnya di Tanjung Nusa Dua Bali, Kabupaten Badung, kira - kira 40 km dari Denpasar. Disini kita akan melihat patung raksasa Dewa Wishnu dan patung Garuda yang menjadi tunggangan Dewa Wishnu.
Sebelum masuk di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana kita akan melihat patung - patung di depan pintu masuk atau pintu gerbang seperti Patung Rama
salah satu patung di gerbang pintu masuk |
Berjalan masuk di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana kita akan melihat bukit - bukit kapur yang dibelah dan menjadi lorong menuju kawasan Wisnu Plaza dan Lotus Pond. Patung Wisnu sebagai titik pusat Wisnu Plaza dikelilingi oleh air mancur dan air sumur suci di dekatnya yang konon tidak pernah kering walaupun musim kemarau. Kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana sangat panas jadi dianjurkan untuk membawa topi saat kunjungan ke tempat wisata ini.
air mancur sebelum menuju puncak Patung Wishnu |
Menuju ke kawasan Wisnu Plaza dimana Patung Wisnu berada kita akan menaiki anak tangga dan di sekitar pintu masuk terdapat aula pertunjukan. Pada saat kunjungan aku kesana sedang ada pertunjukan Tari Topeng ( sudah aku tulis sebelumnya di blog ini ).
Bukit - bukit kapur di sekitar Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana |
Setelah menyaksikan pertunjukan Tari Topeng aku bergegas menaiki menuju Titik Puncak dimana Patung Dewa Wisnu berada, berkeringat juga menaiki anak - anak tangga ditambah lagi dengan cuaca yang terik. Sampai di puncak Wisnu Plaza di mana keberadaan Patung Dewa Wisnu dari sini kita dapat menyaksikan hamparan sekitar Pulau Bali dan jika ingin jelas melihat disediakan teropong dan dikenakan tarif sekitar Rp. 10.000,- ( sepuluh ribu rupiah ) untuk masa 30 menit kalau tidak salah waktu untuk menggunakan teropong tersebut.
melihat kawasan Pulau Bali dari puncak Wishnu Plaza |
Di sekitar Wisnu Plaza terdapat Balai Bengong, disini kita diperkenankan untuk duduk sekedar ngaso atau beristirahat, di sekitar Balai ini banyak pohon - pohon meneduh sehingga kita lebih nyaman untuk sekedar beristirahat.
kawasan di sekitar Balai Bengong |
Mencapai puncak kita dapat melihat betapa indahnya ukiran Patung Dewa Wisnu, patung stinggi 120 meter yang sedang menunggangi tunggangannya yaitu Garuda. Area ini berada di atas ketinggian 146 di atas permukaan tanah atau 263 di atas permukaan laut.
menuju Plaza Wishnu dimana Patung Dewa Wishnu berada |
Di belakang Wisnu Plaza kita akan menjumpai Patung Garuda setinggi 18 meter yang berada di kawasan Garuda Plaza. Garuda Plaza menjadi titik pusat dari lorong lorong bukit kapur yang telah saya sebutkan sebelumnya yang luasnya sekitar 4.000 meter persegi yang menghampar terbuka atau disebut dengan Lotus Pond yang dikelilingi oleh bukit bukit kapur.
Patung Garuda di kawasan Garuda Plaza |
berfoto di latar belakang Lotus Pond |
Sudah waktunya makan siang, kami diarahkan untuk menuju ke Street Theater, dimana lokasi tersebut terdapat restoran dan toko - toko souvenir. Kami makan di restoran yang telah disediakan oleh tour travel kami selama perjalanan di Bali. Selepas makan siang kami masih diperkenankan untuk mengeksplor kawasan Garuda Kencana.
Setelah itu kami pun menuju ke Dream Land Beach. Di Kawasan Dream Land Beach tak ada bedanya dengan kawasan pantai lainnya di Bali. Disini pengunjung atau wisatawan luar negeri atau bule yang lebih dominan. Menjelang maghrib kami meninggalkan Dream Land Beach untuk selanjutnya kami mengisi perut di Chinese Restoran Halal, namun dibanding dengan Restoran Nelayan Medan, rasanya masih lebih maknyus Restoran Nelayan Medan.
Tulisanku hari kedua di Bali mungkin sampai disini dan akan aku tulis selanjutnya perjalanan selama di Pulau Dewata nantinya namun sebagian telah aku tulis pada blogku sebelumnya.
Dan akan aku sampaikan lewat foto - foto yang telah aku dokumentasikan.
disempatkan mampir ke Hard Rock Hotel Bali |
Patung Garuda setinggi 18 meter |
Patung Dewa Wisnu |
Dream Land Beach |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar