Senin, 23 April 2018

SARIBU DOLOK - SIMALUNGUN

Perjalanan di bulan Juli 2017 yang akhirnya menjejakkan kakiku di Saribu Dolok, bukan perjalanan yang direncanakan hanya perjalanan persinggahan belaka. Perjalanan yang semula direncanakan ke Air Terjun Sipiso - piso namun gagal karena ongkos becak yang gak masuk akal, terasa tertipu jadi daripada hati kesal mending dibatalkan saja.

Saribu Dolok merupakan salah satu kota kecamatan di Kabupaten Simalungun. Tak banyak yang aku ketahui tentang kota kecil ini, yang aku tahu setiap hari Rabu selalu ada pekanan di kota ini. Pada saat perjalananku di hari kamis aku tidak menyaksikan adanya aktifitas pekanan di kota ini. Suasana kota yang sunyi dan lalu lintas yang juga sepi.

suasana kota Saribu Dolok yang masih ramai toko bertingkat dengan bangunan kayu
Rasa sunyi yang aku rasakan dan aktifitas yang lenggang di kota ini, mayoritas penduduknya dari suku Simalungun dan beragama Kristen. Aku menyaksikan kedai - kedai lama bertingkat dengan bahan bangunan dari kayu. Masih aku nikmati bangunan lama yang belum diubah, sementara di Medan semua bangunan toko sudah beton dan tidak ada lagi bangunan kayu. Kota ini cukup sejuk dan dingin apalagi sudah berada di atas ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Sepanjang perjalanan dari Kaban Jahe menuju Saribu Dolok aku temui perladangan sayuran dan jeruk, kopi dan pisang. Ladang - ladang pertanian yang menemani sepanjang perjalananku dan rumah penduduk yang berjarak jauh satu dengan yang lain. Dalam perjalananku singgah di Saribu Dolok sempat terjadi musibah kecil di perjalanan tadi.Dimana bus yang aku tumpangi ditabrak oleh mobil lainnya, sempat terjadi percekcokan kecil antara supir bus dan mobil tersebut, namun tidak terlalu lama dan berujung damai, Alhamdulillah. Aku menaiki bus umum Sepadan dari Desa Merek Situnggaling - Karo untuk menuju ke P. Siantar. Karena penumpang yang sedikit jadi bus harus ngetem untuk mencari sewa di Pekan Saribu Dolok namun beberapa menit ditunggu tak ada jua sewa bertambah. Dan karena hari ini hari biasa dan tak ada perayaan hari besar maka suasana yang didapati adalah suasana yang lenggang.

Mampir ke Saribu Dolok aku sempatkan untuk menikmati kota kecil ini walau hanya sekedar turun dari bus beberapa menit saja. Menikmati dengan mendokumentasikan kota kecil ini. Rasa kota yang sepi pada siang hari dan mungkin lebih sunyi lagi jika pada malam hari.

deretan kedai - kedai kayu dengan latar belakang gunung, Saribu Dolok 2017
 Suasana yang sunyi, ditambah lagi dengan langit yang berawan semakin menambah kelengangan kota ini. Mungkin bila Rabu telah tiba akan merubah menjadi hiruk pikuk pasar yang ramai dimana penduduk dari desa - desa di sekitar Kecamatan Seribu Dolok akan turun ke Saribu Dolok untuk menjual hasil bumi dan membeli keperluan sehari - hari untuk menjadi bekal selama sepekan sebelum pekanan Rabu berikutnya akan datang. Tidak banyak aku lihat aktifitas perdagangan disini. Kedai - kedai kayu banyak yang tutup dan kesunyian yang aku rasakan. Mungkin untuk melepaskan kepenatan dari hiruk pikuk keramaian kota sangat bagus di kota ini, namun tidak aku jumpai penginapan atau losmen di tempat ini. Lagi pula siapa yang mau liburan di tempat ini bagi anak muda zaman sekrang. Mungkin hanya aku saja yang menyukai suasana sunyi dan  nuansa masa lalu, tidak untuk kids zaman now. Entahlah.

Aku asyik mengambil beberapa gambar sekitar Kota Saribu Dolok dan oleh penduduk setempat disarankan untuk mengambil ke arah gunung. Gambar yang aku dapatkan memang kelam, karena cuaca yang mendung dan langit yang berawan tebal. Agaknya malam akan turun hujan. Entahlah, tadi perjalanan kami dari Kaban Jahe sempat turun rinai hujan sebentar mengikuti perjalanan kami.
Saribu Dolok, tak banyak yang dapat aku ceritakan karena aku juga tidak memiliki kenangan tentangmu.

Beberapa dokumen yang dapat disimpan sebagai memori tentangmu Saribu Dolok di tahun 2017.

Deretan kedai - kedai kayu bertingkat yang masih mendominasi

Beberapa becak di belakang sebagai transportasi antar desa


bergaya sejenak di halte pemberhentian

bus yang kami tumpangi dari Kaban Jahe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar