Selasa, 14 Februari 2023

KISAHKU ( SI UDUD ) DAN BANYU BIRU

 

KISAHKU ( SI UDUD ) DAN BANYU BIRU

 

Perkenalkan namaku SI UDUD, itu yang selalu disematkan oleh majikanku kepadaku. Aku mulai masuk dalam keluarga majikanku sejak Desember 2005. Kondisiku sangat mulus saat itu, cantik dan keluaran produk terbaru di masaku.


 

Sejak Desember 2005 aku selalu mengiringi dan mengantar  kemana pun majikanku pergi. Waktu terus berlalu dan berajak. Perjalananku semakin jauh dan jauh. Karena aku selalu mengiringi majikanku saat bekerja dan saat beraktifitas kemanapun majikanku pergi.

Sudah beratus – ratus ribu kilometer telah aku tempuh…kadang fisikku lelah. Satu yang paling aku tidak suka dari majikanku adalah majikanku paling malas untuk membersihkanku dan memandikanku. Di awal – awal aku masih sering dibawa ke doorsmeer atau majikanku meminta tolong kepada keponakannya untuk membersihakan dan memandikan diriku. Namun kini tak ada lagi yang memandikanku kecuali saat hujan turun. Di situlah aku baru mandi hujan – hujanan.

Seiring berjalannya waktu, majikanku menikah. Dan aku masih tetap mengiringinya. Mengantarkan istri majikanku saat ke dokter untuk periksa kandungan dan juga saat – saat menjelang istri majikanku melahirkan buah hatinya. Aku selalu setia menghadiri dan ikut andil dalam segala moment mereka.

Dan pada Desember 2008 lahirlah anak majikanku. Mereka memberi nama BANYU BIRU. Aku juga tetap hadir dalam rentang waktu dan tumbuh kembangnya Banyu Biru tersebut.

Setiap pagi, sebelum majikanku berangkat kerja, Aku si Udud ini selalu berkeliling gang dengan majikanku untuk menyenangkan hati Banyu Biru sebelum majikanku dan istrinya berangkat kerja. Setelah itu baru majikanku dan istrinya berangkat kerja.

Tak terasa waktu terus berjalan. Saat usia Banyu Biru lebih kurang 3,5 tahun dia pun mulai bersekolah di Taman Kanak – Kanak. Dan aku yang selalu mengantarkan Banyu Biru berangkat sekolah sampai ke gerbang sekolah aku mengantarkannya. Pada saat TK aku tidak menjemputnya karena Banyu Biru pukul 10.00 WIB sudah pulang sekolah.

Dua tahun di TK saatnya Banyu Biru kelulusan dan mengadakan pentas seni di sekolahnya. Saat itu akupun turut hadir mendampingi Banyu Biru untuk graduasi dan melaksanakan pentas seni. Aku menyaksikan betapa gembiranya Banyu Biru manortor dan juga saat pelepasan sebagai salah seorang murid di TK AL Hikmah. Betapa bangganya aku karena Banyu Biru mendapatkan piala untuk salah satu kategori terbaik saat kelulusannya.

Tahun 2012 Banyu Biru pun masuk ke Sekolah dasar SDIT Al Munadi dan aku yang selalu mengantarnya setiap kali berangkat sekolah sampai ke gerbang sekolah kadang sampai di pintu kelasnya. Saat hujan dengan tubuh gendut dan menggemaskan aku selalu di sisinya dan Banyu Biru selalu minta duduk di depan bukan di belakang majikanku. Mungkin Banyu ingin menikmati pemandangan sambil ditemani angin sepoi – sepoi yang menghembus ke wajahnya.

Di awal – awal SD sampai ke kelas tiga aku tidak menjemput Banyu Biru saat pulang sekolah karena Banyu akan dijemput oleh Pakdenya. Dan mulai kelas tiga Banyu Biru pun mulai belajar naik kendaraan umum sendiri saat pulang sekolah dari tanah lapang Tanah Enam Ratus  dengan naik angkot. Banyu sudah mulai berani  untuk belajar naik angkot namun tetap dinasihati dengan kedua orang tuanya untuk selalu berhati – hait terhadap orang – orang asing yang mungkin punya niat jahat. Kedua orang tua Banyu Biru berpesan agar Banyu selalu menunggu bus angkot di tempat yang ramai agar terhindar dari orang – orang yang berniat tidak baik.

Dalam perjalananku ke sekolah ada saja cerita antara Banyu Biru dan majikanku. Mereka selalu bercakap – cakap di sepanjang perjalanan dan aku hanya sebagai pendengar yang baik saja. Dan ada saatnya Banyu bosan dan malas naik bus angkot. Sejak saat itu Banyu akan selalu menungguku bersamaan dengan majikanku pulang kerja. Cukup lama juga sebenarnya Banyu Biru menungguku. Mungkin sekitar dua jam setelah bel kepulangan dari sekolah sampai aku tiba di sekolahnya di saat menjemputnya. Namun dia selalu sabar menungguku sampai di kedatanganku. Dia selalu bermain sambil menunggu kedatanganku dan biasanya ada seorang yang sering menemaninya bermain di antara waktu – waktu kedatanganku. Anak tersebut bernama HISYAM NASRULLAH.

Waktu pun berjalan, BANYU pun mulai belajar mengendarai sepeda motor sendiri dan aku juga tempat dia belajar mengendarai sepada motor pertama kalinya. Akhirnya Banyu pun bisa mengendari sepeda motor sendiri dan aku selalu ditunggunya di hari Sabtu, untuk menemaninya hanya sekedar keliling di sekitaran atau sekedar menunjukkan ke teman – temannya bahwa Banyu sudah bisa naik motor.

Tak terasa sebentar lagi BANYU akan menamatkan Sekolah Dasar nya dan sudah mulai pilih pilih sekolah untuk melanjutkan ke jenjang SMP. Sabtu sore, aku ingat moment itu. Saat majikanku pulang kerja dan selanjutnya mengajak BANYU dan NATA ( salah seorang sahabat karib BANYU ) untuk hunting lokasi sekolah. Sore itu BANYU dan aku pun berkunjung untuk pertama kali di Pondok Pesantren dan Tahfiz Quran Nurul Azmi yang berada di Jl. Rawe VII Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan. Pertama kali aku mengantarkan BANYU ke lokasi yang selanjutnya menjadi tempat BANYU untuk melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya. Pertama kali ketemu Ustadz ARYA dan bertanya – tanya tentang informasi dari PTNA Nurul Azmi tersebut.  

Dan waktu ujian di PTNA Nurul Azmi pun tiba, aku pun tetap setia untuk mengantarkan BANYU mengikuti proses ujian dan menjemputnya.  Selanjutnya BANYU pun mondok di situ dan aku selalu setia menjenguknya setiap hari Ahad. Menyaksikan tumbuh kembang BANYU yang mulai remaja. Namun sejak saat itu aku mulai tidak dihiraukan oleh BANYU.

BANYU sudah mulai malu untuk bersamaku karena aku sudah mulai tua dan rentah. Mungkin dia malu dengan olok – olokan dari teman temannya. Dan aku perlahan dan pasti sudah tak disentuhnya lagi. Setiap pulang ke rumah dari pondok pesantren, BANYU tak lagi mau menggunakan diriku lagi. Aku dianggap sebagai barang tua dan BANYU pun merengek kepada majikanku dan istri majikan untuk dibelikan motor baru. Sepertinya aku SI UDUD sudah tidak dianggap lagi oleh BANYU. Di situ aku merasa sedih.

Desember 2022, datanglah kendaraan yang baru. Aku semakin tak dianggap oleh BANYU dan untungnya aku masih melekat  dan tak tergantikan di hati majikanku.

BANYU kini telah meninggalkanku dan aku sudah diambang masa tua. Aku sudah sering sakit – sakitan dan sering masuk ke rumah sakit ( bengkel ). Dan itu wajar karena sudah lebih 17 tahun aku bersama majikanku dan sudah beratus – ratus kilometer telah aku tempuh. Namun bagaimanapun kisah perjalananku dan BANYU akan selalu terpatri di diriku dan semoga di hati BANYU.

Mungkin nanti akan menjadi cerita yang manis kelak di kemudian hari antara aku ( SI UDUD ) dan BANYU.

Doa terbaik untukmu BANYU semoga kelak engkau akan menjadi orang saleh  yang  sukses dan menjadi kebanggaan dan perisai kedua orang tuamu dan keluargamu serta menjadi kebanggaan agamamu dalam perjuangan dan lakumu dan juga negaramu. Aamiin  ya rabbal alamin

 

 

Medan, 15 Februari 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar