di depan kincir angin Melaka |
Tulisan sebelumnya di Part II masih tentang kawasan Stadhuys. Aku lanjutkan tulisanku masih dikawasan tersebut karena disini banyak kita jumpai tempat - tempat yang layak dikunjungi dan yang penting murah meriah tanpa biaya
Di kawasan Stadthuys tempat - tempat yang dapat kita kunjungi yaitu :
1. MUSEUM BELIA MALAYSIA
Museum yang terletak di Jalan Laksamana No : 430 dahulunya merupakan Kantor Pos Pusat di Melaka. Museum ini berfungsi sebagai pusat dokumentasi dan informasi kegiatan pemuda pemudi yang memamerkan kegiatan - kegiatan atau aktifitas kepemudaan di Malaysia dan antar negara.
Yang dipamerkan dalam museum ini adalah gambar para tokoh - tokoh pemuda, piala, pakaian seragam dan sebagainya. Museum ini diresmikan oleh Perdana Menteri Dr. Mahathir Mohammad pada 15 April 1992. Sejarah bangunan ini dahulunya merupakan Kantor Pemerintahan Belanda, kemudian dialih fungsikan menjadi Sekolah Anglo Chinese atau sekarang dikenal dengan Sekolah Tinggi Melaka.
Untuk masuk ke meseum ini sangat murah hanya RM 1 untuk dewasa dan 50 sen untuk anak - anak.
2. CHRIST CHURCH MELAKA
Tak jauh dari Muzium Belia akan kita jumpai sebuah gereja Protestan sisa - sisa dari zaman kolonial Belanada yang masih berfungsi dengan baik.
Gereja yang dibangun pada tahun 1759 ini, merupakan bangunan gereja tertua di Melaka, hingga sampai saat ini masih dipergunakan dengan tetap mempertahankan ornamen - ornamen bangunan asli dan furniture yang asli. Bagi yang beragama Protestan alangkah baiknya turut serta melaksanakan kebaktian jika berkunjung ke Melaka.
3. STADTHUYS atau BANGUNAN MERAH
Stadthuys merupakan bahasa Belanda yang berarti Dewan Bandaraya meruapakan bangunan bersejarah yang letaknya bersebelahan dengan Christ Church Melaka yang dibangun pada tahun 1650 yang meruapakan kediaman resmi Governor Belanda yang bertugas di Melaka dengan design khas Belanda. Selain berfungsi sebagai kantor Gubernur dan Wakil Gubernur bangunan ini berfungsi juga sebagai tempat tinggal dari Gubernur, terletak di tempat yang sangat strategis dan di tengah - tengah kota.
Saat ini bangunan ini berfungsi sebagai Museum Sejarah dan Etnografi, Museum Sastra, Museum Pemerintahan Demokrasi, Museum Yang Di-Pertua Negeri.
Pada masa penjajahan Inggris bangunan ini berfungsi sebagai sekolah yang dikelola oleh para paderi atau pendeta yang dikenal dengan Malacca Free School yang merupakan sekolah gratis untuk penduduk saat itu.
Pada tahun 1911 Inggris mengecat Stadthuys dan Chrish Church dengan warna merah salmon sehingga sampai sekarang dikenal dengan Bangunan Merah untuk kawasan ini.
3. AIR MANCUR VICTORIA atau QUEEN VICTORIA FOUNTAIN
Bangunan ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Inggris, sebagai bentuk penghormatan kepada Ratu Inggris sehingga arsitekturnya sangat kental dengan gaya Inggris.
Bangunan ini didirikan sekitar tahun 1900an dan jika pada sore hari di sekitar bangunan ini akan kita jumpai pengamen dengan biola yang mengalunkan musik yang sangat merdu, manusia bercat warna - warni.
Jika ingin berfoto dengan manusia biru tersebut cukup memberikan tips sebesar RM 2 kita boleh sepuasnya berfoto dan bergaya dengan manusia biru tersebut. Di sekitra jembatan juga akan kita jumpai manusia berwarna, saat itu kami berjumpa dengan manusia berwarna kuning tapi tak sempat mengambil gambar karena sudah banyak foto dengan manusia biru. He he he he.
4. MENARA JAM TAN BENG SWEE, STADHTHUYS MELAKA
Menara jam ini terletak masih di kawasan Stadthuys Melaka di Jalan Laksamana berada di sepan air mancur Queen Victoria.
Menara jam ini masih berada dikawasan Stadthuys dan saling berhampiran dengan bangunan lainnya. Menara ini didirikan pada tahun 1886 oleh dermawan Tan Jiak Kim yang berasal dari Singapore sebagai kenangan kepada ayahnya tercinta yang bernama Tan Beng Swee ( dahulu Singapore adalah bagian dari Malaysia dan memerdekan diri pada tahun 1965 ). Pada abad 19 jam merupakan barang merah dan menara jam ini berfungsi untuk memberi tahu waktu untuk khalayak ramai.
5. KINCIR ANGIN
Melaka merupakan satu - satunya negeri di Malaysia yang dijajah Belanda sehingga disini akan banyak kita jumpai bangunan peninggalan dengan arsitektur Belanda, salah satunya adalah kincir angin.
Kincir angin ini tepat di depan air mancur Queen Victoria, tinggal menyeberang jalan saja. Merupakan kincir angin mini jika dibandingkan dengan yang ada di negeri aslinya di Belanda. Kincir angin ini hampir menyerupai kelamin lelaki dan banyak digunakan sebagai latar belakang untuk foto suami istri yang baru menikah dengan tujuan agar cepat diberikan momongan setelah bergambar dengan latar kincir angin tersebut.
Mungkin kincir angin ini meruapakan replika saja untuk mengenang tanah kelahiran bagi kolonial Belanda pada saat itu yang rindu akan kampung halaman.
Banyak lagi yang akan aku tulis tentang Melaka, karena banyak sekali tempat - tempat sejarah yang dapat dikunjungi disini saat perjalanan kami tahun 2016. Mungkin akau akan menuliskan pada Part IV dan sekarang aku entri yang ini dulu. Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar