Nah.....tak terasa tahun 2021 telah berakhir dan tahun 2022 telah datang kini. Waktu setahun tak terasa telah terlewat. Semoga ada makna dan ada nilai dalam hidup dan kehidupan. Setidaknya ada perbuatan baik yang telah pernah kita lakukan. Semoga........................
Mengawali tahun 2022 aku ingin menulis tentang perjalanan yang telah aku lakukan. Sebenarnya perjalanan ini telah lama dilakukan tepatnya di bulan Maret 2021 namun belum sempat menulis di blog ini. Dan aku ingin menulisnya saat ini di blogku di edisi perdana Januari 2022.
Perjalanan di bulan Maret 2021 itu sebenarnya adalah acara tunangan kemanakanku di Kota Lhokseumawe, Aceh Utara namun aku sempatkan sebelum acaranya untuk mengunjungi Pantai Ujong Blang tepatnya di desa Ujong Blang.
Pantai Ujong Blang ini membentang atau terhampar dari muara sungai Cunda yang meliputi empat wilayah desa yaitu : Desa Ujong Blang, Desa Ulee Jalan, Desa Hagu Barat dan Desa Hagu Tengah.
Pantai Ujong Blang ini dinamakan demikian karena berdasarkan letak pantai ini berada. Ujong Blang dalam bahasa Aceh terdiri dari kata "Ujong" yang bermakna ujung dan "blang" bermakna sawah atau hamparan kebun. Karena pada awalnya wilayah Lhokseumawe terdiri dari areal sawah, rawa - rawa dan tanah kosong serta kawasan pemukiman dan tempat tinggal masyarakat.
Baiklah, itu sekelumit tentang atas nama "Ujong Blang". Selanjutnya aku ingin menceritakan perjalanan kami sampai ke pantai ini. Berangkat pada sekitar sore hari Rabu di tanggal 10 Maret 2021 kami sekeluarga tujuan utama adalah acara pinangan kemanakan kami dengan dara dari Aceh, tepatnya di Lhokseumawe pada tanggal 11 Maret 2021. Kami pun berangkat secara konvoi dari Medan dan kami tiba di Lhokseumawe di sekitar pukul 01.30 dini hari Kamis. Akupun segera tidur karena lelah di perjalanan sekitar 7 jam lebih.
Kamis, 11 Maret 2021 udara kota Lhokseumawe pagi hari sangat bersahabat. Pagi - pagi aku sudah mengitari jalan Teuku Chik Ditiro sampai ke Jalan Merdeka Lhokseumawe. Suasana masih sepi di pagi hari apalagi ini hari libur nasional. Kota Lhokseumawe masih bergerak lambat. Sampai di halte di depan gedung Telkom di Jalan Merdeka aku memutar balik untuk menikmati kota Lhokseumawe yang terakhir aku kunjungi di tahun 1999.
Hari masih pagi lagi, akupun mengajak istriku untuk menikmati pagi di Kota Lhokseumawe dan mendadak aku pun ingin ke Pantai Ujong Blang yang letaknya tak jauh dari tempat kami duduk tinggal sementara waktu. Aku lihat becak mesin lalu lalang di sekitar Jalan Teuku Chik Ditiro . Aku bilang kepada istriku kalau ongkos becaknya Rp. 30.000,- ( tiga puluh ribu rupiah ) kita berangkat namun kalau lebih dari itu niatpun akan dibatalkan. Kami pun menyetop betor yang lewat dan tanya berapa ongkos ke Pantai Ujong Blang. Ternyata abang becak menawarkan harga Rp. 15.000,- ( lima belas ribu rupiah. Tanpa tawar lagi kami pun segera naik becak tersebut. Abang becak yang ramah orang Aceh. Sepanjang perjalanan kami pun berbincang bincang tentang macam - macam topik yang sederhana . Dia berkenan mengantarkan kami dan merekomendasikan tempat yang bagus untuk menikmati hamparan pantai Ujong Blang ini.
Setelah aku rasa menemukan tempat yang menurut aku sudah oke maka kami minta diturunkan walaupun abang becak tersebut masih berkenan mengantarkan kami untuk memilih tempat lainnya. Kami pun meminta nomor telepon abang becak tersebut sebagai persiapan jika pulang nanti tidak menemukan transporatsi untuk kembali ke Jalan Teuku Chik Ditiro.
Suasana pantai masih sepi, belum ada pengunjung, baru aku dan istriku saja. Pantai benar - benar bersih dan deburan ombak pagi yang kencang berkejaran menuju pantai. Laut di sekitar Ujong Blang ini memang ombaknya lumayan besar dan beberapa kali perumahan di sekitar Ujong Blang dihantam oleh ombak.
Kami benar - benar menikmati pantai yang sepi, serasa milik kami sendiri. Menikmati pantai dengan berjalan berdua. Beberapa pengunjung mulai berdatangan namun tidak ramai masih tergolong sunyi untuk daerah tujuan wisata. Udara dan cuaca sangat bersahabat. Hari yang cerah walau matahari sudah mulai menyembulkan panasnya, masih dipagi hari sekitar pukul 08.00 pagi.
Pantai masih sepi lagi, namun beberapa anak - anak aku lihat sudah mulai bermandi - mandi di bibir pantai. Padagang di sekitar pantai sudah mulai berdatangan untuk membuka lapaknya dan membersihkan tempat atau gerai - gerai dagangannya. Kami menyusuri sepanjang bibir pantai dimana kami diturunkan abang becak tadi. Menikamti semilir angin laut, ombak dan suara deru air laut. terasa semilir dan sejuk. Terus kami berjalan menikmati pantai. dan disini aku lihat banyak terdapat tumpukan - tumpukan batu di pesisir pantai sampai ke laut yang berfungsi sebagai pemecah ombak.
Duduk di atas bebatuan sambil menikmati angin laut yang sepoi - sepoi sambil memandang air laut yang membiru yang menatap Samudra Hindia. Ombak berkejaran walau kadang terlihat laut yang membiru dengan air yang tenang. Sesekali terdengar jeritan keriangan anak - anak yang gembira bermandi di pinggir laut, bermain pasir dan saat perutnya terasa lapar berlarian menuju orang tuanya untuk meminta bekal atau makanan sebagai pengisi perut.
Aku dan istriku berjalan lagi menyusuri pantai. Manakala terasa lelah berhenti dan duduk di bebatuan - bebatuan. Dan di sekitar pemukiman masih di kawasan pantai aku dan istriku melihat ada yang menjual ikan asin. Bergegas kami pun melihat ikan - ikan asin yang masih segar dan baru - baru. Kami pun membeli beberapa macam untuk kami santap sebagai lauk jika kembali nanti. Harga yang pantas untuk ikan asin yang kami beli tadi.
Puas menikmati Pantai Ujong Blang dan karena waktu untuk acara pinangan sudah mendekat aku dan istriku begegas untuk pulang. Bersyukur becak sudah mulai ramai di sekitar pantai. Akupun menyetop becak dan menanyakan tarif untuk tujuan ke Jalan Teuku Chik Ditiro. Dan abang becak menawarkan harga Rp. 10.000,- ( sepuluh ribu rupiah. Harga yang lebih murah dari yang saat kami tadi berangkat.
Dan kami benar - benar puas menikmati keindahan Pantai Ujong Blang. Insya Allah kelak aku akan berkunjung lagi
Dan semoga alami Pantai Ujong Blang ini senantiasa terjaga kini dan kelak nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar