Februari, 2020 saat Corona belum merebak di Indonesia aku menyempatkan kunjungan ke kota Pematang Siantar, wilayah kelahiran sekalian memenuhi undangan sahabat masa sekolah di SMP dulu, tepatnya sahabatku di SMP Negeri 2 Pane Tongah walau kini telah berubah menjadi SMP Negeri 1 Panombean Pane. Berangkat dari Medan pada hari Sabtu melalui rute Medan - Kaban Jahe aku menuju ke lokasi tempat sahabatku untuk mengadakan resepsi pernikahan anaknya tepatnya di Desa Batu XX Kecamatan Pane dengan ditemani hujan sepanjang Medan sampai ke Berastagi. Sampai ke Kaban Jahe hari telah sore. Oh ya aku berangkat dari Medan selepas pulang kerja.
Sampai di Kaban Jahe cuaca cerah namun telah sore. Aku segera mencari bus tujuan Pematang Siantar dari terminal bus di Kaban Jahe. Bus SIMAS telah siap sedia untuk mengantar keberangkatanku dengan tujuan kota Pematang Siantar. Sepanjang perjalanan terhampar kebun kebun sayur petani sepanjang jalan yang siap panen maupun yang baru mulai tanam. Tanaman kentang, kol, tomat, dan bermacam - macam sayuran terhampar sepanjang perjalanan di Kabupaten Karo.
Kalau kita ke Pematang Siantar melalui rute Kaban Jahe kita akan melewati beberapa kabupaten kota di awali dengan Kota Medan, berlanjut ke Kabupaten Deli Serdang, melintasi Kabupaten Karo dan selanjutnya Kabupaten Simalungun baru masuk ke Kota Pematang Siantar.
Memasuki Kabupaten Simalungun mulai disambut dengan jalanan yang rusak walaupun belum rusak parah sehingga bus mengurangi kecepatannya. Lewat Maghrib dan menjelang Isya aku baru sampai ke lokasi resepsi pernikahan anak dari sahabatku. Aku segera menuju ke lokasi acara dan malamnya aku menginap di rumah saudaraku di Batu XX.
Keesokan paginya cuaca bersahabat dan aku pun bersiap - siap untuk kembali ke Medan. Namun kali ini aku tidak lewat Kaban Jahe lagi melainkan dari jalur Pematang Siantar - Tebing Tinggi - Medan. Dan aku beruntung karena keponakanku menawarkan untuk mengantarkan aku ke terminal bus PO INTRA di kota Pematang Siantar tepatnya di belakang Pajak Palapa dahulu kami menyebutkan atau kalau sekarang dikenal sebagai Ramayana Departement Store.
Lewat Simpang Empat melalui jalan Karo aku melihat Vihara Avalokitesva dan Satue of Dewi Kwan Im dan akhirnya kami singgah sejenak menuju ke Vihara tersebut.
Patung Dewi Kwan Im berada di Vihara Avalokitesvara yang terletak tepatnya di Jalan Pusuk Buhit Pematang Siantar Patung Dewi Kwan Im berdiri kokoh tinggi menjulang. Patung yang menggambarkan dewi welas asih dalam ajaran agama Buddha dibangun selama tiga tahun dengan ketinggian mencapai 22,8 meter.
Bila kita mengujungi Satue of Dewi Kwan IM kita akan menyaksikan beberapa umat Buddha yang berdoa di sekitarnya dengan memohon sesuai apa yang diinginkan masing - masing.
Di sekitar Statue of Dewi Kwan Im terdapat juga patung - patung Dewa yang terdapat pada beberapa penjuru mata angin yang posisinya di empat penjuru mata angin dimana posisi Dewi Kwan Im berada di tengah - tengah.
Memasuki kawasan ini tidak ada larangan untuk penganut agama lain, semua pemeluk agama diperkenankan untuk mengunjungi Vihara ini. Lapangan parkir yang luas dan tidak ada dikenakan retribusi sepeser pun. Namun harus diingat walau gratis satu hal yang penting dan harus diingat "hormati orang yang sedang beribadah dan berdoa" dan "jangan berisik" serta selalu jaga kebersihan dan jangan buang sampah sembarangan.
Nikmatilah kemegahan statue of Dewi Kwan Im dari sudut - sudut yang indah, apalagi kalau cuaca cerah dan mendukung betapa indahnya. Di depan Statue Dewi Kwan Im terdapat Vihara Avalokitesvara. Pada saat pagi aku berkunjung ke sana umat Buddha sedang melakukan ibadah dan banyak jemaat yang hadir dan berdoa bersama. Agak jauh memang vihara dengan statue Dewi Kwan Im namun masih terdengar jelas jika mereka berdoa. Jadi jangan berisik saat mengunjungi salah satu icon Kota Pematang Siantar ini.
Jelajahi setiap sudut - sudut di sekitarnya dan kita dapat melihat kolam emas yang sangat banyak ikannya. Namun jangan diusik, nikmati saja.
Berikut beberapa foto yang sempat aku abadikan saat mengunjungi Statue of Dewi Kwan In.
lalu bagaimana untuk yang menggunakan transportasi umum menuju ke lokasi ini. Sebenarnya cukup mudah saja. Dari Terminal Antar Kota di Parluasan KOta Siantar naik saja angkot menuju ke Pasar Horas atau orang sini biasa menyebut Pajak Horas. Ongkos angkot sekitar Rp. 4.000,- sampai Rp. 5.000,-. Dari Pasar Horas dilanjutkan dengan naik becak, banyak becak mangkal di sekitar Pasar Horas ini. Ongkos becak berkisar Rp. 10.000,- - Rp. 15.000,- pandai pandai menawar dengan abang - abang becak sajalah. Nah sampailah ke lokasi tersebut.
Berdasarkan catatan statistik Patung Dewi Kwan Im yang berada di Pematang Siantar ini merupakan patung yang tertinggi di Asia Tenggara. Menurut informasi pembuatan patung ini langsung dari China dengan bahan dasar batu granit.
Jika ada masa dan waktu silahkan kunjungi tempat - tempat wisata di Simalungun dan Kota Pematang Siantar yang banyak ragamnya.
Enjoy your traveling and save healhty.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar