Kamis, 21 November 2019

BATU 20 DESA SIGODANG KECAMATAN PANEI DALAM PERSINGGAHAN

Desa Batu 20, terletak di Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Aneka tanaman dibudidayakan masyarakatnya mulai tanaman perkebunan, padi dan palawija juga buah - buahan.
Kakiku sering kulangkahkan ke sini karena kami memiliki kerabat dekat disini, berdiam dan berusaha. Desa yang sejuk dan asri, masih jauh dari polusi. Masih sunyi khas suasana desa namun penuh dengan keramahan dan kegotong royongan.

Persawahan dengan padi yang mulai mengisi

Hamparan swah yang luas, apalagi saat padi menguning menjadikan panorama yang indah kala kita menikmati sore hari di sini. Masyarakat atau penduduk di sini terdiri dari beberapa suku namun yang dominan adalah Suku Batak Simalungun, ada juga Batak Toba dan masyarakat keturunan Jawa.

Desa Batu 20 itu namanya, karena lokasi desa ini jaraknya dari kota P. Siantar sekitar 20 kilometer, pada saat itu masyarakat biasa menyebutkan jarak 1 kilometer sama dengan 1 batu. Kondisi perumahan penduduk di desa ini belum padat dan masih kental dengan suasa alam pedesaan. Jika angin berhembus kita akan mendapatkan semilir angin yang sejuk apalagi desa ini berada di ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut. Curah hujan cukup tinggi di sekitar desa ini dan berhawa dingin walaupun kondisinya tidak sedingin pada tahun 1980 - 1990an saat kondisi sekitarnya masih merupakan perkebunan teh. Di sekitar desa ini sekarang telah dialih fungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit.

Aku sangat menikmati jika berkunjung di sini. Saat - saat ikut panen buah jeruk atau saat ikut mengambil ikan di kolam merupakan saat - saat yang indah sejenak melepaskan kepenatan dari kehidupan perkotaan. Bila musim durian tiba apabila kami berkunjung ke kediaman kerabat kami maka dipastikan kami akan menikmati durian sepuasnya tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Belum lagi hasil bumi yang akan kami bawa sebagai oleh - oleh pemberian kerabat kami. Sungguh menyenangkan.

Bentangan sawah yang luas kala padi menghijau, ladang - ladang kopi dan kakao yang terhampar dan juga kebun - kebun pisang. Belum lagi pete dan jengkol yang banyak ditanam dan tumbuh subur oleh masyarakat disini.

Masyarakat batu 20 beragama Islam, Kristen Protestan dan Katholik. Tidak ada masyarakat yang beragama Hindu dan Buddha yang berdomisi di sini. 

Masyarakat dapat menjual hasil bumi ke kota Pematang Siantar atau ke Pematang Raya. Sarana transportasi sudah cukup bagus dan moda transportasi ke tujuan  tempat pemasaran cukup banyak.
 Di desa Batu 20 terdapat 2 buah Sekolah Dasar dan sebelumnya sempat ada Sekolah Menengah Pertanian disini namun kembali dipindahkan ke Pematang Raya.


di latar belakangi tanaman jagung menjelang panen

Cuaca dis Batu 20 sering hujan

Selain menjual hasil bumi ke P. Siantar dan P. Raya biasanya para agen pengumpul sudah datang langsung ke desa Batu 20 bahkan langsung ke ladang - ladang petani sehingga petani tidak sulit untuk memasarkan hasil panen.

Teman - teman masa Sekolah Menengah Pertama ku banyak berasal dari Batu 20 namun kini saat aku berkunjung kesana aku hanya menemukan satu orang saja. Selebihnya mungkin sudah menetap dan memiliki kehidupan di kota lain seperti halnya diriku.

Batu 20 selalu ada keindahan yang berbeda setiap aku mengunjungimu.

menikmati kesunyian

mendung yang sering menghampiri

Akh...kadang - kadang aku merindukan teman - temanku masa Sekolah Menengah Pertama dulu, namun aku tak menemukannya lagi. Mungkin waktu tidak tersikron dengan baik saat kunjungan dan kepulangan mereka di kampung halamannya.

Semoga suasana alam pedesaan ini tidak akan berubah sampai nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar