Minggu, 24 Februari 2019

RUMAH SAKIT TEMBAKAU DELI

Selintas melihat kondisimu saat ini ada setangkup haru biru. Manakala mengulas rekam jejak pada tahun 1990-an betapa megahnya dirimu dan ramainya lalu lalang pasien, perawat, pengunjung dan para dokter di sepanjang koridor lorong lorong ruangan dan bangsal - bangsal yang berdiri kokoh.
Kini semuanya sepi, hanya ilalang yang mengelilingi sisa sisa kemegahanmu.

riwayatmu kini
Kini tak ada lagi  jerit roda dari tempat tidur pesakitan yang segera untuk dilakukan tindakan di ruang emergency. Semuanya sepi. Hanya ilalang dan beringin tua yang masih setia menemanimu dalam kesendirian ditengah hiruk pikuk bangunan menjulang yang mulai berdiri kokoh di sisi sudut - sudut ruangan.

Aku masih mengingat koridor - koridor menuju ruangan dan bangsal bangsal para pasien. Lorong lorong yang tersapu cat putih dan aneka bunga yang tertata indah di setiap depan lorong dan bangsal - bangsal itu. Kini tak ada lagi yang tersisa, hanya ilalang hijau dan plank - plank yang mulai usang yang tidak terurus.

ruang VIP Rumah Sakit Tembakau Deli
Ruang VIP itu kini sendiri dalam bisu, bahkan kusen - kusennya pun nyaris hilang semuanya. Sepi dalam bisu yang tak terjawab. 
Sejak tahun 2011 keberadaanmu telah dialih fungsikan sebagai cagar budaya dan tidak beroperasi lagi sebagai rumah sakit yang melayani pasien, Namun kondisimu kini tidak terawat seperti saat ini yang boleh kita lihat.
Terlnitas kembali kenangan pada masa - masa tahun 1990an, keberadaanmu yang merupakan rujukan bagi pasien - pasien dari berbagai Kebun di bawah naungan PT. Perkebunan IX yang merupakan tempat untuk berobat bagi karyawan dan keluarganya juga bagi masyarakat Medan sekitarnya dan Sumatera Utara sebagai rujukan untuk mendapatkan perawatan bagi kesembuhan penyakitnya.

Mengilas sejarah keberadaanmu yang aku peroleh dari berbagai sumber, Rumah Sakit Tembakau Deli dibangun pada tahun 1885 pada masa kolonial Belanda yang menguasai wilayah Sumatera yang diprakarsai oleh Mr. Ingermann selaku Manager dari Deli Maatschapaij selaku perusahaan yang membuka aneka usaha perkebunan di wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya. yang membawahi 75 daerah perkebunan di Sumatera Timur ( dahulunya pada masa sebelum merdeka Sumatera Utara dikenal dengan Sumatera Timur ), sumber Wikipedia.

Awal keberadaannya Rumah Sakit Tembakau Deli dibangun karena kebutuhan dari perusahaan Deli Maatschapaij yang didasarkan dengan kejayaan bisnis dan industri dari tembakau deli yang berada pada puncak kejayaan dalam perdagangan di bursa pasar Eropah. Harga tembakau deli yang melambung serta permintaan kebutuhan tembakau deli untuk rokok cerutu di dunia saat itu.
Rumah Sakit Tembakau Deli atau Hospital Deli Maatschapaij merupakan rumah sakit pertama di Kota Medan. Awal keberadaannya hanya untuk menangani penyakit - penyakit ringan saja. Tahun 1901 dibangun sebuah gedung besar untuk pasien penyakit parah dan pada tahun 1915 Hospital Deli Maatschapaij ditetapkan sebagai Rumah Sakit Laboratorium Penyakit tropis.
Seiring kemerdekaan Indonesia rumah sakit ini berganti nama menjadi Rumah Sakit Tembakau Deli. Pada masanya rumah sakit ini berada di bawah management PT. Perkebunan IX. Kemudain Badan Usaha Milik Negera sektor perkebunan merger menjadi beberapa perusahaan saja dan PTP. IX dan PTP II merger menjadi satu yaitu PTP. Nusantara II.

Melihat perkembangan tembakau deli sudah tidak menjadi komoditas primadona lagi dan kondisi rumah sakit yang sudah tidak menguntungkan lagi akhirnya tahun 2011 rumah sakit ini tidak melayani pasien lagi dan tutup. Sejak tahun 2011 rumah sakit ini telah ditetapkan menjadi cagar budaya. Namun sangat disayangkan kondisinya tidak terawat dan memprihatinkan.

terhimpit dengan modernisasi zaman


Tak ada lagi wajah wajah cemas menunggu sang dokter, tak ada lagi kepanikan dan tak ada ada lagi perawat dengan caping dan seragam puith yang mondar mandir di sekitar bangsal - bangsal. Bangsal itu kini sepi dan diam dalam bisu. Ada kerinduan yang menyesak manakala bangsal itu bahkan kusen - kusennya pun sudah tak pada tempatnya lagi.
Trotoar yang dulu ramai para pedagang kini sepi dan meninggalkan sejarah panjang yang nyaris tak tersisa lagi/
Hospital Deli Maatchapaij kini tinggal bangunana tak terurus yang bertemankan ilalang - ilalang. Rumah Sakit Tembakau Deli, riwayatmu kini.
trotoar yang kini sepi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar